Sabtu, 26 November 2011

Saya, Anda dan Dunia Maya


Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih bwt Anda yg sudah sudi untuk membaca uneq2 saya kali ini. Semoga dapat memberi manfaat, walaupun mungkin tak sebesar dari apa yg anda harapkan. Klo gtu, tanpa berlama-lama ane langsung "tude poin" deh. Begini nih ceritanya :

Sedari tadi saya masih berkutat dalam dunia mikroblogging atw lebih akrab disebut social network atw jejaring sosial atau Facebook atau Twitter atau Myspace atau blogger atau wordpress atau website dan lain sbg nya (ops, atw-nya kebanyakan y?). Yah sepertinya akhir2 ini internet sudah menjangkau hampir seluruh aspek kehidupan. Bisa bwt sarana informasi, nambah relasi/teman, "unjuk gigi", CARI JODOH, bahkan utk sebagian kalangan sudah menggunakan media ini sebagai wadah utk "bercinta".... Assseeeekkkk. Dan juga internet oleh sebagian pakarnya telah dimaksimalkan menjadi lahan bisnis yg potensial (smw jempol yg ane punya bwt org2 dlm kategori ini)

Cukup menarik bagi saya utk melihat tingkah para user dlm tiap social networkl yg saya ikuti.... Dan bagi saya hal ini sangat manusiawi. Kalo mw tau lebih jelasnya mengapa?! nih ilustrasi dari paradigma saya (mohon saran dan kritiknya yah) 

Seorang manusia memang mengakui bahwa dia itu ada di dunia ini. Dia mengakui dirinya berada di dunia ini. Namun keberadaan dirinya, sebagai makhluk sosial belum tentu benar di hadapan manusia lainnya. Jadi keberadaan seseorang di dunia ini, khususnya dalam kehidupan sosial harus ditunjukkan kepada orang lain bahwa dia itu benar-benar ada. Keberadaan seseorang di hadapan orang lain bisa disebut sebagai eksistensi diri manusia dalam kehidupan sosial. Menunjukkan diri bahwa dia itu ada dalam kehidupan sosial, karena itu sebagai pengakuan tentang keberadaannya di lingkungan sosial. Jangan sampai keberadaannya dianggap sebagai ketiadaan bagi orang lain dalam kehidupan sosial. Jadi, walaupun diri seseorang menganggap bahwa dirinya itu ada atau eksis, namun karena lingkungannya menganggap dirinya tidak ada, maka seseorang tersebut tidak akan diakui keberadaannya. Sehingga akan muncul ungkapan bahwa “Ada dia sama dengan ketiadaannya”. Bahkan lebih jauhnya lagi, jangan sampai keberadaannya di kehidupan ini tidak diharapkan oleh lingkungan atau orang lain. Jangan sampai menjadi orang yang “Ketiadaanya lebih baik daripada keberadaannya”.

Dan untuk dunia maya, saya bersyukur karena sepertinya sudah banyak orang yang walaupun tanpa disadarinya telah mengiyakan Paradigma seperti ini (tentunya jgn lupakan eksistensi di dunia nyata ya) Keep on your move guys!!! Terus berkarya dan mengaktualisasikan diri dilingkungan manapun anda berada, sebagaimana hal ini juga merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia (Abraham Maslow)

2 komentar: